Hari itu aku benar-benar dapat merasakan sosok sahabat sejati. Mereka yang selalu ada saat aku suka maupun duka begitu pun sebaliknya. Vina, Via, dan Rafli mereka adalah sahabat ku dari kecil hingga saat ini.
“eh, Eli, gimana nih besok? Jadi kan kita nginep ke puncak?” tanya Vina sembari memakan kuaci yang sedari tadi kami berempat santap bersama.
“jadi dong!” jawabku.
“kira-kira aku bawa apa aja ya, terus bawa uang berapa ya” sahut Rafli.
“Iya ya. Uang sih paling bawa aja secukupnya toh setauku villa yang bakal kita jadiin tempat untuk menginap itu jauh dari supermarket. Jadi yang paling penting sih bawa bekel aja banyakin. Hehehe” ujar Vina diiringi dengan anggukan Via.“bener tuh kata Vina, tapi jangan lupa juga bawa peralatan sholat loh dan mengaktifkan alarm jam sholat yang tepat supaya kita ga lupa” tambah Via.“yuup itu pastiii” jawabku.
Kami sedikit
mendapat macet di jalan karena berangkat kesiangan. Yang seharusnya kami sudah
sampai sejak jam 16.00. tetapi karena tadi Rafli telat 35 menit, kami harus
menunggu hingga jam 16.35 sore.
Setibanya di
puncak, kami langsung beristirahat sejenak dan mulai berbagi tugas.
Dimulai oleh
aku, tugasku adalah membawa tasku dan teman-temanku kemar mereka masing-masing.
Vina, tugasnya adalah memasak untuk makan malam. Rafli, menyapu kamarku dan
kamarnya. Serta Via, menyapu kamarnya serta kamar Vina.
“Menu makanan malam ini apa vin? Perutku sudah keroncongan, huh” ucap Rafli sembari memegangi perutnya.“Aku sih cuma bikin mie telur isi nasi goreng. Tau nggak?” tanya Vina sambil terkekeh kecil. Tentu saja Rafli langsung menggelengkan kepalanya.“Jadi tuh pertamanya kita rebus dulu mie gorengnya lalu ditiriskan, abis itu kita kocok telur nya pakai bumbu mie tersebut, setelah itu campur mie kedalam telur yang udah kita kocok tadi lalu kita aduk lagi sampai mie basah. Setelah semua itu selesai, kita goreng sampai telur itu matang. Sehabis itu, kita buat nasi goreng dan bila nasi goreng siap, taro nasi goreng didalam telur itu lalu gulung dan lakukan itu dibeberapa telur lainnya. Enak loh, fi!” ucap Vina panjang lebar dan hanya disertai dengan anggukan Rafli.
Dimalam itu
akhirnya aku, Rafli, Vina, Via, serta bapak supir menyantap makanan yang dibuat
Vina.
“Enaaaak”“Oishiiii”“Mancayyy”Teriak kami bertiga, Vina yang mendengar teriakan kami pun hanya tertawa kecil.“Shhuuut. Ini kita jauh dari permukiman orang. Dan juga kalo makan ga boleh ngomong” sahut pak supir.“ohiyaiyaa eheheh” kami hanya tertawa kecil.
Di malam itu
canda tawa kami menemani malam yang sunyi dan dingin. Kami memandang langit
yang penuh bintang dan tepat sedang bulan purnama malam itu. Persahabatan yang
sesungguhnya adalah mereka yang selalu bersama-sama dalam suka maupun duka.
Mereka yang selalu ada disaat kita saling membutuhkan.
0 komentar:
Posting Komentar